You are currently viewing Keterlibatan Sekolah, Orang Tua, dan Pemerintah Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar
Suasana hati yang baik hari ini disponsori oleh kopi

Keterlibatan Sekolah, Orang Tua, dan Pemerintah Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar

  • Post author:
  • Post category:Serius
  • Reading time:4 mins read

Setiap anak yang lahir di republik ini berhak mendapatkan di yang berstandar baik, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus (ABK) dan berbakat istimewa. Pendidikan adalah pendidikan yang diperuntukkan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). pendidikan inklusi biasanya dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB) adapun di sekolah umum yang menyediakan layanan pendidikan inklusi.

Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Selanjutnya, Staub dan Peck (1995) mengemukakan bahwa pendidikan inklusif adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang sesuai bagi anak perkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya.

Suatu penyelenggaraan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus semua peserta didik, untuk itu sekolah perlu melakukan berbagai modifikasi dan/atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran, serta sistem penilaiannya.

Tujuan dari pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya; serta untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.

Merujuk filosofi dan tujuan pendidikan inklusif tersebut di atas dalam kurun waktu lima (5)) tahun terakhir banyak sekolah reguler yang telah membuka diri untuk menerima anak berkebutuhan khusus belajar bersama-sama dengan siswa reguler. Demikian juga semangat pendidikan inklusif sudah banyak menginspirasi para tua anak berkebutuhan khusus untuk mengirimkan anaknya untuk belajar bersama-sama siswa reguler di sekolah inklusif.

Adapun dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi di SD perlu dari berbagai pihak terkait diantaranya:

Pertama, sekolah. Tidak cukup niat baik saja, kepala sekolah harus juga menyediakan guru khusus, dan memberikan pelatihan kepada guru kelas dan guru bidang studi. Demikian juga penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang ramah ABK dan berbakat khusus. Jika tidak merencanakannya, sekolah inklusi hanya akan menjadi status, tetapi praktik pendidikannya tidak memberikan dampak positif bagi anak-anak. Sekolah juga menerapkan sistem manajemen berbasis sekolah dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian,pengawasan dan pengevaluasian, baik yang berkaitan dengan peserta didik, kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana serta penataan lingkungan.

Kedua, Orang Tua. Dukungan orangtua sangat penting untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah inklusi, berbaur dengan anak-anak normal, Orangtua membantu guru dalam hal pencapaian hasil belajar melalui pendampingan belajar di rumah. Orangtua bersama guru bekerjasama mengembangkan bakat anak dengan latihan rutin di sekolah dan di rumah.

Ketiga, . Tanpa keterlibatan penuh pemerintah pusat dan daerah, cita-cita sekolah inklusi masih jauh dari harapan. Menyelenggarakan pelatihan dan seminar terkait pendidikan inklusi untuk guru dan orangtua siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Tidak semua guru dan orangtua memahami dengan baik tentang pendidikan inklusi, sehingga mereka cenderung menghindar, takut, dan tidak mau terlibat dalam pendidikan inklusi. Menunjuk tim khusus untuk menyusun materi, metode, dan media pembelajaran khusus ABK—dengan segala variasinya. Dengan demikian, guru-guru dapat menggunakan buku, metode, dan media tersebut sebagai rujukan, dan memodifikasinya sesuai kondisi masing-masing sekolah. Kelemahan utama sekolah inklusi adalah tidak adanya materi dan media khusus untuk ABK.

Karya: Zahra Shalehah

Judul: Keterlibatan Sekolah, Orang Tua, dan Pemerintah Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar

Asal: H.2010910 Universitas Djuanda

wisatakopi
Author: wisatakopi

Leave a Reply