Di suatu daerah di bogor teradpat satu pasangan kelurga yang di mana salah satu anak nya memiliki kebutuhan khusus. saat ini anaknya sudah berusia hampir 8 tahun lebih. Awal mula kejadian anak tersebut hingga menjadi seperti itu , dari penuturan orang tuanya langsung ketika ia bercerita kepada saya bahwa, anak nya ketika usia 7 bulan mengalami kejang tiba-tiba dan tanpa disertai demam, setelah berobat dan  sembuh dari kejang , beberapa bulan setelahnya anak tersebut mengalami bengkak di seluruh tubuhnya dan di vonis skakit cacar api, pada saat itu orang tua nya merasa cemas dan bingung harus bagaimana, karena penyakit cacar api nya tak kunjung membaik, karena dokter hanya memeberikan obat penurun demam dengan antibiotik saja, karena waktu itu penyakit cacar air hanya dialami 2 persen dari 10 persen kejadian.

dari semenjak kejadian tersebut anak nya susah berjalan dan bertumbuh kembang nya pun lambat sehingga tumbuh kembangnya jauh berbeda denagan anak seusianya, badanyya yang ketika bayi tumbuh sehat dan gempal kini badannya kecil.

pernah kejadian ketika saya mengajar di sekolah TPA (Taman Pendidikan Al quran), saya waktu itu mengajar dia di kelas satu yang mana teman seusianya nya ada yang duduk di bangku kelas 2/3. ketika itu saya sedang mengajarkan menulis namun ia tidak mendengarkannya hanya menulis yang ia mau selembar-3 lembar dalam waktu itu, yang seharusnya selembar sehari, namun ia menulis semauny. ketika itu juga ia memukul mukul meja tanpa sebab, berlari san sini memainkan kancing baju, mencoret-coret bajunya, di situ saya merasa bingung karena saya bicara pun pandangannya gk ke saya walupun ia ada dihadapan saya ia lirik sana sini tidak bisa fokus.

dari kisah ini saya belajar bahwa mendidik anak yang berkebutuhan khusus harus memiliki kesabaran yang luar biasa dan kepandaian dalam mengendalikan situasi agar tidak kacau selama berada di samping anak anak yang berkebutuhan khusus.

Karya: Siti Jenab

Judul: sepenggal kisah anak yang berkebutuhan khusus

Asal: Universitas Djuanda kelas pokjar DU Semester 5

Author: wisatakopi