Pendidikan merupakan hak semua orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, pria
dan wanita, individu normal maupun individu berkebutuhan khusus. Hal ini sudah dikukuhkan
dalam peraturan perundang-undang Negara Republik Indonesia. Kondisi anak-anak di Indonesia sangat beraneka ragam, maka dari itu pendidikan
inklusi hadir untuk memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anak dengan berbagai latar
belakang untuk meraih pendidikan yang berkualitas Pendidikan inklusi merupakan
pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk belajar
bersama anak normal (Haug, 2017). Anak berkebutuhan khusus (ABK) sendiri merupakan
individu yang memiliki karakteristik yang berbeda dari individu yang dianggap normal (Salla,
2015). Anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki fisik, emosional dan intelektual yang lebih
rendah atau lebih tinggi dari anak normal sebayanya (Majoko, 2016). Untuk itulah pendidikan
inklusi hadir sebagai upaya untuk mengakomodasi kebutuhan belajar anak yang rentan
terhadap marginalisasi dan pengucilan. Kementerian pendidikan dan kebudayaan bekerja sama dengan pemerintah Australia
membentuk program yang dinamakan (INOVASI). INOVASI berupaya mengembangkan
pembelajaran pada sekolah-sekolah Indonesia dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya yang berkaitan dengan literasi, numerasi, dan inklusi. Kabupaten Lombok tengah,
Nusa Tenggara Barat merupakan mitra INOVASI yang memberi perhatian khusus pada Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan mengimplementasikan program rintisan pendidikan
inklusi bersama pihak sekolah dan masyarakat .Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank ar/biasa yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Menerima ABK di Sekolah Dasar terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus,Sayangnya, SD Inklusi yang sudah “terlanjur” menerima tidak langsung dengan mudahnya menangani anak-anak yang sekolah dengan kebutuhan khusus itu. Kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kelas yang heterogen dengan karakteristik ABK dan regular. Guru belum siap untuk menangani anak-anak dikelasnya dengan karakteristik yang berbeda. Akhirnya, guru-guru yang berhadapan langsung dengan ABK di kelas mengeluh dan sulit untuk mengajar satu metode yang sama dan dengan perlakuakuan yang sama sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti yang diharapkan. Pengembangan kurikulum dapat dilakukan sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dalam pendidikan inklusi.
Judul: Penerapan program pendidikan inklusif di sekolah dasar
Asal: NIM H.2010907 UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!