You are currently viewing Pentingnya pendidikan inklusi

Pentingnya pendidikan inklusi

  • Post author:
  • Post category:Santai
  • Reading time:4 mins read

merupakan hak setiap masing-masing warga negara, pendidikan menempati posisi penting untuk masa depan anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 menyebutkan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dengan demikian, pendidikan menjadi hak setiap orang. Tidak hanya orang dewasa, ramaja dan anak-anak yang normal tetapi anak berkebutuhan khusus (ABK) pun juga berhak mendapat pendidikan. Pendidikan untuk ABK disebut juga dengan pendidikan inklusif yang didalamnya terdapat berbagai macam anak berlatar belakang dengan bawaan cacat pada tubuhnya.

Pendidikan inklusif merupakan sebuah Pendidikan yang dimana semua anak harus memperjuangkan haknya untuk belajar dan mendapatkan pendidikan dengan tidak ada keterbatasan dan hambatan dalam mencari ilmu. Dalam sekolah inklusif itu terdapat anak-anak difabel atau anak-anak berkebutuhan khusus yang berharap besar ingin sama seperti teman usia sebayanya, Yaitu mereka ingin mendapatkan hak dan kewajibannya seperti anak-anak pada umumnya yang mendapatkan pendidikan juga melakukan banyak hal sebagaimana mestinya.

Beberapa dari kita tahu betapa Pendidikan inklusif di kalangan masyarakat dan lingkungan, selain itu Pendidikan inklusif juga membawa dampak positif dari kalangan peserta didik, Juga mengembangkan tingkat kreatifitas anak dan mamacu daya otak anak supaya lebih sering berinovasi untuk melakukan hal-hal baru. Difabel hanyalah suatu bentuk kebhinekaan seperti halnya perbedaan suku, ras, bahasa, budaya dan agama. Di dalam individu berkelainan, pastilah ditemukan keunggulan-keunggulan tertentu. Sebaliknya, di dalam setiap indivudu pasti terdapat juga kecacatan tertentu, karena tidak ada makhluk yang diciptakan sempurna. Hal ini diwujudkan dalam sistem pendidikan inklusif yang memungkinkan terjadi interaksi antar siswa yang beragam, sehingga mendorong sikap yang penuh toleransi dan saling menghargai.

Pada awalnya, ABK bersekolah di sekolah khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Pendidikan khusus menerapkan model pembelajaran “Segresi”, yaitu yang menempatkan anak berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah khusus/ Sekolah Luar Biasa (SLB), terpisah dari teman sebayanya. Dengan kata lain di sekolah ini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dipisahkan dari sistem sekolah yang diselenggarakan secara regular. Misalnya Sekolah Luar Biasa (SLB). Dari sudut pandang peserta didik, model segresi merugikan, tidak menjamin ABK untuk mengembangkan potensi secara optimal karena kurikulum dirancang berbeda dengan kurikulum sekolah biasa/regular. Mereka juga merasa dikucilkan atau dipisahkan dengan teman-teman sebayanya. Pada umumnya lokasi SLB berada di ibu kota kabupaten. Padahal anak-anak dengan hambatan tersebar hampir di seluruh daerah tidak hanya di ibu kota kabupaten. Akibatnya, sebagian anak berkebutuhan khusus, terutama yang kemampuan ekonomi orang tuanya lemah, terpaksa tidak disekolahkan karena lokasi SLB jauh dari rumah.

Berdasarkan perkembangan, pada tahun 2005, Indonesia menumbuh kembangkan pendidikan inklusif. Secara umum pendidikan inklusif diselenggarakan dengan tujuan:

Memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap pendidikan yang terjangkau, efektif, relevan dan tepat dalam wilayah tempat tinggalnya;

Memastikan semua pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar seluruh anak terlibat dalam proses pembelajaran Jadi, Inklusif dalam pendidikan merupakan proses peningkatan partisipasi siswa dan mengurangi keterpisahannya dari budaya, kurikulum dan komunitas sekolah setempat. Peserta didik berkebutuhan khusus bisa diterima dan belajar di sekolah umum/regular.

Di sisi lain Pendidikan inklusif juga butuh perhatian dan dukungan dari beberapa aspek seperti pemerintah dan badan-badan organisasi lainnya untuk mendukung sekolah inklusif di berbagai daerah. Seperti hal nya sarana dan pra sarana yang kurang memadai dan kualitas pendidik yang kurang efektif agar supaya lebih di perhatikan lagi dan diperbaiki dengan tujuan memperbaiki dan memfasilitasi sekolah-sekolah inklusif tersebut. Tenaga pendidik dan kependidikan masih minim pengetahuannya tentang pendidikan inklusif, bagaimana kurikulumnya dan proses pembelajarannya di kelas. Di sekolah Penyelenggara pendidikan Inklusif (SPPI) belum tersedianya Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang memiliki kualifikasi pendidikan khusus. Sangat dibutuhkan pelatihan bagi tenaga pendidik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum/reguler, sehingga ABK bisa dilayani dengan baik dan bisa belajar di sekolah umum. Dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Khusus memberikan Bimtek Guru Pembimbing Khusus bagi guru di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi Guru Pembimbing Khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.

Karya: Septiani

Judul: Pentingnya pendidikan inklusi

Asal: H.2010928 / universitas Djuanda

wisatakopi
Author: wisatakopi

This Post Has 2 Comments

  1. Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.

  2. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

Leave a Reply